Rabu, 05 Maret 2008

Fasilitator Pesta Rakyat NIM (Behind The Scene)


Fasilitator Pesta Rakyat NIM yang setiap dua minggu sekali mengadakan kegiatan ini bukan orang-orang kurang kerjaan, putus asa, pengangguran atau pelarian dari mana gitu... Jangan salah loh, mereka juga para profesional yang membhaktikan dirinya tanpa pamrih yang tentunya sudah terlebih dahulu digembleng dan dibimbing oleh Seorang Guru, yaitu Bapak Anand Krishna. Kalau tidak begitu, kita semua mana kepikiran melakukan kegiatan seperti ini. Udah gak dibayar, suruh ngangkat beban berat, ada yang jauh-jauh datang dari luar kota dan banyak lagi deh pikiran-pikiran lain yang membuat kita jadi beban melakukan kegiatan ini.

Sekali lagi, kami semua sangat berterimakasih kepada Bapak Anand Krishna. Kita yang datang dari berbagai latar belakang dan profesi bisa bersatu dan melakukan kegiatan ini dengan perasaan senang, tanpa pamri dan tanpa beban. Semua dana yang dikeluarkan murni dari kocek masing-masing. Tidak ada satupun dari fasilitator yang dibayar. Mereka ada yang berprofesi sebagai Manajer, Bankir, Guru, Ahli Komputer, Ahli Masak, Dokter, Psikolog, Pengacara, Interior Designer, Pengusaha, Dosen, Mahasiswa, Karyawan, Ibu Rumah Tangga, Artis, dll.

Dengan bukti seperti ini, bertambah yakinlah berarti untuk berbuat sesuatu demi Bangsa dan Negara tanpa pamrih yang diperlukan hanya semangat kegotong-royongan. Jadi bukan hanya uang atau kekuasaan saja. Kami bisa, berarti yang lainpun bisa.

Pesta Rakyat NIM di Monas. SELALU RAMAI.


Pesta Rakyat NIM di Monas biasanya selalu ramai dihadiri sekitar 4000-an orang. Ini menunjukkan bahwa orang lebih ingin ceria daripada berantem hanya karena perbedaan agama dan suku. Foto-foto kegiatan Pesta Rakyat NIM ini semoga bisa menjadi inspirasi bagi setiap orang dan lembaga bahwa untuk menyebarkan kesadaran tidak perlu dengan biaya mahal atau menunggu satria piningit datang. Just Do It!

Pesta Rakyat NIM di Monas. JALAN TERUS!


Walau hujan dan badai melanda, Pesta Rakyat NIM yang diselenggarakan di Monas setiap dua minggu sekali ini jalan terus. Hikssss... sedih juga sih karena gak ada yang datang, bukan karena tidak laku atau ditinggalkan orang, tetapi saat itu di Monas HUJAN DERAS. Tetapi untuk bangkit memang dibutuhkan semangat dan kerja keras. Untung saja masih ada sekitar 30-an orang yang tetap semangat datang dari jam 5 pagi untuk tetap melanjutkan kegiatan ini. Biasanya kalau dalam situasi yang sulit semangat kita untuk berbuat sesuatu untuk Bangsa dan Negara tanpa pamrih akan kendur dan hilang. Tetapi itu tidak berlaku bagi mereka yang mempunyai tekad yang kuat untuk berubah. Kerjasama dan Komitmen beberapa kelompok orang akan memberi energi satu sama lain untuk terus berjalan walaupun jalan yang dilalui penuh duri. Diharapkan semangat ini bisa menular dan kami sangat yakin akan hal itu.

Pesta Rakyat NIM di Mall Mangga 2 Square


Wow!!! Di Mall juga bisa yah ternyata hiburan rakyat ini masuk. Mall memang saat ini paling banyak dikunjungi orang dan sudah merupakan tempat anak muda nongkrong. Jadi wawasan kebangsaan atau kesadaran untuk menghargai Budaya Indonesia tidak harus di tempat-tempat formal seperti di gedung pertunjukkan, sarasehan di hotel-hotel mewah, seminar di kampus-kampus tetapi juga yang paling penting bagaimana agar Budaya Indonesia dekat dengan rakyatnya, jangan dijauhkan, diekslusivekan atau hanya dijadikan diskusi orang-orang bergelar.

Pesta Rakyat NIM di Borobudur


Mengajak orang asing bergabung menyanyi dan menari sehingga timbul keceriaan dan tidak ada lagi peperangan. Pesta Rakyat NIM merupakan suatu program yang merakyat untuk memberikan wawasan kebangsaan dan cinta Budaya Indonesia dengan cara yang menyenangkan dan menghibur. Semua bisa berpartisipasi. Ini akan memberikan suatu sensasi dan kesan positif di mata wisatawan sehingga mereka setelah pulang bisa menjadi duta wisata di negara mereka masing-masing untuk mengkampanyekan Indonesia.

Arjuna in Action

Gaya ini bukan untuk menantang atau menolak Budaya Asing, tetapi menunjukkan rasa percaya diri terhadap Budaya sendiri. Walaupun gempuran budaya impor masuk ke Indonesia, tetapi identitas kita sebagai Bangsa Indonesia tetap kuat dan dilestarikan. Di Indonesia semua Budaya bisa hidup bersama dengan harmonis, itulah Bhinneka Tunggal Ika, tidak ada yang lebih super atau tidak super, semuanya sama. Live in Love, Peace and Harmony.

Angelina Jolie in Action

Ini hanya rekayasa digital untuk menunjukkan bila Budaya Indonesia banyak digunakan oleh artis-artis Holywood, pasti akan diikuti oleh anak-anak muda Indonesia. Jadi bukan karena Budaya Indonesia kuno atau sudah usang, hanya saja kemasannya yang terlalu serius, kaku dan tidak merakyat karena hanya di tempat-tempat tertentu saja kostum ini terlihat.

Coba saja sinetron di Indonesia menampilkan ciri khas berpakaian artis-artisnya tidak kebarat-baratan, tapi ada siri khas Indonesianya. Tidak harus terlihat atau menggunakan apa yang dipakai Angelina Jolie sekarang. Dandannya nanti bisa berjam-jam.

Tetapi coba artis yang sering muncul di sinetron yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik seperti Anjasmara, Agnes Monica, Marshanda, dll setidaknya menggunakan baju batik yang dimodifikasi untuk khas anak mudah atau orang modern. Maka anak-anak Indonesia akan mengikutinya dan industri lokal di negara Indonesia akan merespon kebutuhan pasar tersebut. Semuanya saling berhubungan. Semoga Angelina Jolie dapat menyadarkan sinetron dan industri perfilman kita untuk mau menyisipkan hal-hal seperti ini.